Minggu, 20 Maret 2011

Cinta Seumur SKS

Cinta Seumur SKS

By: Neil Elyon

Indahnya mentari kini tertutup oleh awan mendung, seakan berbagi rasa dengan Rima yang tengah terluka hatinya. Langkahnya pelan menyusuri lorong kelas dan berusaha tegar menyambut hari-harinya dan bangkit mengembalikan puing-puing semangatnya. Tak lama ia duduk terpaku sambil menunggu dosen yang akan memberikan mata kuliahnya. Pikirannya menerawang jauh nan jauh melayang. Rima mengingat hari-hari itu, hari yang paling kelam dalam kisah cintanya.

*****

Kisah itu dimulai sejak Rima merasakan keganjalan dalam hubungannya, seolah-olah ada yang tak wajar dari biasanya, keadaan berubah drastis. Ia merasa digantung oleh cintanya, Rama. Bertemu di kampus serasa tak kenal, tak ada yang special, SMS tanpa balasan, telfon tak diangkat, comment via FB pun tan direspon. Sungguh tak ada komunikasi, Rama benar-benar menghindar darinya. Hari demi hari, minggu demi minggu tak ubahnya sikap pemuda itu.

*****

Tak sengaja keduanya bertemu di kantin kampus. Tak bisa dihindari lagi, Rama terpaksa harus buka mulut tul menjelaskan hubungan mereka. Basa-basi yang tak pasti membuat Rima jemu. Rama tak yakin dengan apa yang akan ia katakana namun hingga pada akhirnya sampai pada titik permasalahan.

“Aku jatuh cinta pada cewek lain, Aku jemu bersamamu.”

Hati Rima hancur seketika layaknya gelas yang jatuh dari lantai seratus. Dengan terbata-bata, ia berusaha bicara pada Rama.

“Mengapa kakak begitu tega padaku? Sadis!!! Salah apa Aku hingga membuatmu seperti ini?”

“Aku tak tahu, inilah rasa yang kuterima.”

Hujan deras mengucur membasahi bumi seiring mata Rima berurai air mata. Tanpa ingin mengetahui siapa wanita yanmg tengah mengisi hati Rama dan tanpa ingin berlama-lama dengan seseorang yang telah menghancurkan hatinya, Rima segera beranjak meninggalkan Rama tanpa basa-basi.

*****

Hari-hari terasa hampa dan jelas berbeda dari biasanya. Rasa perih dan luka terukir di hatinya. “I hate U coz Ur attitude!!!” tulis Rima dalam barisan diary kesayangannya. Rasa sayang, perhatian, dan respect pada belahan jiwanya tlah sirna, musnah. Tak terasa, air matanya meleleh dari tepi mata indahnya. Jujur, Rima merindukan sosoknya, berharap cinta kasihnya slalu ada. Terbayang lekat masa-masa indah yang tlah dilaluinya bersama Rama. Banyak angan dan cita yang ingin ia wujudkan bersamanya.

If you are not the one then why does my soul feel glad today

If you are not the one then why does my hand fit yours this way

If you are not mine then why does your heart brighten my call

If you are not mine then why I have the stand at all

Well make it true and I hope you are the one I share my life with

And I wish that you could be the one I die with

And I pray in you are the one I build my home with

I hope I love you all my life

Lagu Daniel Bedingfield itu tak lama menjadi soundtrack kisah cintanya. Namun kini lagu “Hati yang Tersakiti” lebih tepat untuk mengisi hari-harinya.

*****

Semester empat menjadi moment terindah yang tlah terukir dalam sejarah hidupnya, namun searang menjadi semester kelam dan sadis yang ia rasakan. Angannya yang terlalu indah untuk merangkai masa depan bersama pujaan hatinya kini pupus sudah. “Terima kasih tlah mengukir rasa indah, bermakna namun perih dalam sejarah hidupku.”, batin Rima.

Terlalu indah tuk dilupakan

Terlalu perih tuk dikenang

*****

“Allow….” Sapa Mey sobat Rima membangunkan lamunannya,

“Eh,,,hey!!!” Jawab Rima tergagap

Dosen memulai mata kuliah di kelasnya dengan datar.

Rima merasa harus tetap bertahan dan tegar serta menebar senyum mesra pada dunia. Kini Rima jalani hari-harinya tanpa salam hangat dari Rama dan tiada lagi respect untuk si dia.

*****

Bawang Batang, 1812’09

00: 10 WIB

1 komentar: