Senin, 25 Mei 2009

Senang dan Bahagia, Satu Gerbang Lain Cara

Senang dan Bahagia, Satu Gerbang Lain Cara

Kebahagiaan memang relatif, tidak punya ukuran pasti. Untuk menikmatinya pun perlu 'seni' tersendiri. Setiap orang punya konsep tersendiri tentang hal-hal yang bisa membahagiakan dirinya. Semua orang merasa yakin akan mendapatkan kebahagiaan apabila konsep kebahagiaannya terwujud. Dalam 'penyusunan konsep' inilah letak 'seni' kebahagiaan. Kalau orang tersebut salah menyusun konsep, misalnya menyusun konsep berdassarkan nilai yang salah, mungkin ia tidak akan merasa bahagia setelah konsep itu terwujud. Misalnya saja orang-orang yang ingin meraih kebahagiaan melalui hal-hal yang melanggar hukum seperti korupsi, mencuri, merampok, menyontek dan sebagainya. Sampai dimanapun, biar konsep itu terwuud, dia tidak akan bahagia, karena di balik keberhasilannya itu, ia dikejar rasa takut dan rasa berdosa. Nggak bahagia dech jadinya.
Kesalahan ini banyak terjadi akhir-akhir ini. Belakangan ini materialisme dan konsumerisme semakin berkembang di tengah-tengah masyarakat. Orang-orang cenderung lebih menghargai hal-hal yang bersifat kesenangan dan kebendaan, padahal kesenangan seperti ini tidak ada batasnya.

Beda Sumber
• Rasa senang biasanya diperoleh dari hal-hal yang bisa memberi rasa nikmat terhadap panca indera, misalnya makan makanan enak. Rasa senang ini baik diperoleh dari hal-hal positif atau negatif.
• Bahagia pada umumnya diperoleh dari hasil melakukan sesuatu, dari perjuangan atau usaha keras yang didasari niat baik, nilai, norma dan adat istiadat yang tidak melanggar hukum.

Seni paling rumit
Timbalah ilmu sebanyak- banyaknya, maksudnya meninba ilmu, dengan bertambah ilmumu maka semakin mengerti tanggung jawab, semakin bijaksana dan semakin memahami 'seni hidup'. Dengan demikian, InsyaAllah, dapat juga menikmati kebahagiaan. Disamping itu kita juga perlu menghargai dan belajar menikmati hal-hal yang sederhana. Belajar menikmati sesuatu yang indah, yang menyenangkan dan membahagiakan dari hal-hal yang kecil.
Sebagai kata akhir, mungkin perlu dikemukakan uraian orang bijak bahwa:
"Kebahagiaan itu bukan pemberian Allah semata, melainkan diperoleh dari perjuangan yang diridloi Allah".
Orang yang hidup dalam lingkungan baik, memperoleh pendidikan baik dan mau berbuat baik, akan lebih mudah menikmati kebahagiaan. Sesungguhnyalah, kebahagiaan itu ada dalam diri kita sendiri, dalam alam pikiran kita. "Dia adalah rasa puas yang wajar".

" Hiduplah dengan selalu membahagiakan"

Sumber: Psikologi Remaja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar